Di beberapa daerah Nusantara layang-layang dimainkan sebagai bagian dari ritual tertentu, biasanya terkait dengan proses budidaya pertanian. Layang-layang paling sederhana terbuat dari helai daun yang diberi kerangka dari bambu dan diikat dengan serat rotan. Layang-layang semacam ini masih dapat dijumpai di Sulawesi. Diduga pula, beberapa bentuk layang-layang tradisional Bali berkembang dari layang-layang daun karena bentuk ovalnya yang menyerupai daun.
Di Bali ada sebuah festival layang-layang internasional, diadakan setiap tahun pada bulan Juli di wilayah Padang Galak Sanur. Layang-layang tradisional raksasa, empat meter dengan lebar dan hampir sepuluh meter panjangnya, yang dibuat dan diterbangkan kompetitif oleh tim-tim yang berasal dari desa-desa di Denpasar.